|
Pawai Gawai Dayak 2018 / Foto : Muhaimin |
SEKWASDWIKORA.BLOGSPOT.COM PONTIANAK- Gawai Dayak merupakan budaya dari masyarakat suku Dayak Kalbar yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, berbagai bentuk budaya tradisional seperti upacara adat, permainan tradisional, dan bentuk kerajinan bernuansa tradisional. Gawai Dayak bukanlah peristiwa budaya yang murni tradisional, baik dilihat dari tempat pelaksanaan maupun isinya. Gawai Dayak merupakan perkembangan lebih lanjut dari acara pergelaran kesenian Dayak yang diselenggarakan pertama kalinya oleh Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) pada tahun 1986. Perkembangan tersebut kuat di pengaruhi oleh semangat upacara syukuran kepada Jubata (Tuhan) yang dilaksanakan masyarakat Dayak Kalbar setiap tahun setelah masa panen.
|
Pengamanan Rute oleh Personil Polsek Dwikora / Foto : Muhaimin |
Dalam bentuknya yang tradisional pelaksanaan upacara pascapanen ini di batasi di wilayah kampung atau ketimanggungan. Acaranya pun hanya terbatas pada nyanghathn (pelantun doa/mantra) dan saling kunjung dengan suguhan utamanya seperti: salikat/poe' (lemang/pulut dalam bambu), tumpi' (cucur), bontokng (nasi yang di bungkus dengan sejenis daun hutan seukuran kue), jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan hasil panen tahunan dan bahan makanan tambahan lainnya. Gawai tradisional pelaksanaannya memakan waktu sampai tiga bulan, yakni sekitar April sampai Juni. Karena itulah Gubernur Kalbar mengarahkan agar upacara syukuran ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Pada saat ini di beberapa daerah kabupaten acara syukuran ini telah dimodifikasi dan diangkat menjadi acara tingkat kabupaten. Selain liputan wilayahnya diperluas, acaranya pun ditambah dengan penampilan berbagai tradisi Dayak yang ada di daerah yang bersangkutan dan daerah lainnya yang bersedia mengikuti acara tersebut. Di tingkat provinsi acara yang sama disebut Gawai Dayak atau Upacara Adat Gawai Dayak.
|
Pengamanan Rute oleh Personil Polsek Dwikora / Foto : Muhaimin |
Pada tahun ini tepatnya Minggu, 20 Mei 2018 Gawai Dayak dilaksanakan bertepatan dengan bulan suci umat muslim yaitu puasa Ramadhan 1439 H. Dimana umat muslim sedang khusyuk melaksanakan ibadah sebagai upaya mencari ladang amal sebanyak-banyaknya. Untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat merusak keharmonisan serta toleransi yang ada di Pontianak Kalimantan Barat, TNI-Polri khususnya Polresta Pontianak Kota beserta jajarannya akan terus berupaya mempertahankan nilai-nilai luhur yang sudah tertanam dalam bangsa ini, Pontianak merupakan kota multikultural dimana mengimplikasikan banyak keanekaragaman budaya, etnis, agama maupun linguistik yang dapat ditemukan di sini, Sehingga berpotensi terjadinya benturan dari berbagai kepentingan yang dilakukan antar masyarakat. hal ini berdampak langsung pada terganggunya stabilitas keamanan di Kalimantan Barat pada umumnya dan Pontianak pada khususnya terutama menjelang Pilkada Tahun 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar